Friday, February 23, 2018

Sunrise di Punthuk Setumbu, Magelang

Hari kedua di Jogja rencana awal adalah melihat sunrise di Punthuk Setumbu, Magelang dengan pemandangan Candi Borobudur dengan background gunung Merbabu dan gunung Merapi. Ekspektasi saya seperti itu, namun apa daya kenyataan kadang tak sesuai dengan ekspektasi. Niat hati ingin berangkat kesana pagi-pagi sekali sebelum sang fajar menyingsing tapi berakhir dengan berangkat jam 5.10 pagi dari tugu jogja.

Lokasi bukit Punthuk Setumbu tidak jauh dari Candi Borobudur, tepatnya di Dusun Kerahan, Desa Karang Rejo, Borobudur, Magelang. Waktu tempuh diperkirakan sekitar 1 jam perjalanan. Laju motor pun dipercepat. Berharap dapat sunrise yang indah dari atas Punthuk Setumbu. Lalu apakah yang terjadi? Kami sampai disana pukul 6 pagi. Hmm.. kecewa sekali, karena sesampainya disana suasana pagi sudah mulai terang, pengunjung pun banyak yang sudah turun kebawah. Semakin pesimis lah saya bisa melihat sunrise.

Motor diparkir dan segera membeli tiket masuk seharga Rp 15.000/orang.  Perjuangan pun belum berakhir, kami harus menaiki banyak sekali anak tangga untuk menuju keatas. Please jangan bertanya berapa anak tangga yang harus saya naiki karena saya terlalu sibuk mengatur nafas, berjuang agar segera sampai diatas :( .

Setelah perjuangan yang cukup melelahkan serta dibarengi dengan perut yang lapar, kami pun sampai di puncak Punthuk Setumbu sekitar 20 menit kemudian. Namun bukannya melihat sunrise tapi yang didapat adalah the sun shines, matahari yang bersinar terang. Ya tentu saja ini sudah siang, sudah jam berapa sekarang.. Huft.. Hanya awan-awan kecil tipis yang masih tersisa dengan Candi Borobudur dan Rumah Doa Bukit Rhema yang terlihat dengan jelas. Sayang, saat saya abadikan dengan kamera gawai saya yang biasa ini Candi Borobudur dan Rumah Doa Bukit Rhema tidak terlihat, hanya background putih sinar matahari. Namun beberapa spot foto disini cukup mengobati rasa kecewa saya.




Spot foto yang ada disini sekilas terlihat seperti spot foto di Batu Flower Garden. Hanya saja perbedaannya jika di Batu Flower Garden akan dikenakan tarif untuk setiap spot foto. Namun disini ada petugas dari Punthuk Setumbu yang siap membantu kita mengabadikan moment di spot-spot foto tersebut (jika tidak keberatan berilah tip untuk bapak-bapak tersebut yang sudah menolong kita untuk mengabadikan moment di spot-spot foto di Punthuk Setumbu).  Perbedaan lain adalah disini tidak ada hammock, sepeda udara maupun flying fox. Mungkin bisa dijadikan masukan kedepannya agar fasilitas disini lebih lengkap lagi.

Di puncak Bukit Punthuk Setumbu juga terdapat gazebo dan kursi-kursi kayu untuk melepas lelah setelah treking yang melelahkan dan menunggu sunrise tiba. Tapi untuk saya gazebo dan kursi-kursi tersebut hanya berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah saja. Yaa, itu karena saya sampai sini sudah siang dan matahari sudah bersinar terang. Hikss… :(

Setelah cukup beristirahat dan mendinginkan hati yang dongkol karena tidak kebagian sunrise di Punthuk Setumbu, kami pun  memutuskan untuk berfoto di spot-spot foto yang ada disitu.












Puas berfoto-foto saya masih berusaha mengumpulkan tenaga untuk kembali kebawah menuruni banyak sekali anak tangga. Tapi apa daya gara-gara kebanyakan membayangkan banyaknya anak tangga yang harus dilewati maka keinginan turun bukit pun selalu urung dilakukan. Padahal suami mengajak mengunjungi Rumah Doa Bukit Rhema.

Saat hati dilema itu, salah satu bapak petugas menyarankan agar sekalian mengunjungi Rumah Doa Bukit Rhema saja karena lokasinya cukup dekat dari Punthuk Setumbu. “Iya pak, sebentar saya masih mengumpulkan niat dan tenaga”, jawab saya. Seolah bapanya mengetahui apa yang saya pikirkan kemudian bapaknya bilang kalau tidak perlu melewati tangga saat kami naik bukit tadi, jalur lebih cepat menuju ke Rumah Doa Bukit Rhema adalah lewat jalan setapak di sisi kiri bukit Punthuk Setumbu. Sekitar 5 menit perjalanan. Hanya saja jalannya sedikit licin dan basah karena embun jadi harus berhati-hati. Mendengar jawaban dari bapak tersebut, suami pun semakin bersemangat pergi kesana. Segala bujuk rayu pun dikeluarkan..Hmm.. tau deh ada maunya. Baiklah keinginan dituruti asal jalannya pelan-pelan saja. Suami pun menyanggupi bahkan menawarkan akan menggendong saya jika saya lelah (haha..) Perjalanan pun dilanjutkan menuju Rumah Doa Bukit Rhema.









Note: Bagi yang ingin mengunjungi Punthuk Setumbu dan melihat sunrise, waktu ideal yang saya sarankan untuk sampai disana adalah pukul 5 pagi sebelum matahari terbit. Jangan seperti saya yang kesiangan. Hiks.. Siapkan juga tenaga untuk menaiki banyanya anak tangga disana. Semangat!! :)

No comments:

Post a Comment